Askep ca lambung pdf
Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya. Radiasi 3. Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil. Kemoterapi Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi. Perforasi Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan anemia. Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan mintah-muntah.
Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan a. Apakah ada riwayat kanker pada keluarga b. Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan c. Lingkungan tempat tinggal klien d.
Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien e. Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi. Nutrisi metabolic a. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari b. Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi c.
Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus e. Jenis makanan yang disukai pedas, asam, manis, panas, dingin f. Adanya makanan tambahan g. Kebersihan makanan yang dikonsumsi 3. Eliminasi a. Adanya mencret bercampur darah c. Adanya Diare dan konstipasi d. Warna feses, bentuk feses, dan bau e. Adanya nyeri waktu BAB 4. Aktivitas dan latihan a.
Kebiasaan aktivitas sehari hari b. Kebiasaan olah raga c. Rasa sakit saat melakukan aktivitas 5. Tidur dan istirahat a. Kebiasaan tidur per 24 jam 6. Persepsi kognitif a.
Gangguan pengenalan orientasi terhadap tempat, waktu dan orang b. Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat c. Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman nyeri d.
Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu 7. Persepsi dan konsep diri Penilaian klien terhadap dirinya sendiri 8. Peran dan hubungan dengan sesame a.
Klien merasa terisolasi c. Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat 9. Reproduksi dan seksualitas a. Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas b. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess a. Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah b. Mekanisme koping yang biasa digunakan c.
Respon emosional klien terhadap status saat ini d. Orang yang membantu dalam pemecahan masalah Nausea b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. Nyeri b. Kelelahan b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan nausea dapat teratasi dengan KH sebagai berikut : 1.
Asupan nutrisi terpenuhi 2. Pasien dapat mengidentifikasi tindakan yang dapat mengurangi mual dan muntah 3. Asupan nutrisi dapat masuk secara adekuat 1. Pantau gejala yang menyebabkan mual dan muntah 2. Pantau frekuensi muntah pasien 3. Ajarkan kepada pasien untuk makan secara teratur 4. Pasang NGT bila keadaan sudah parah 5. Ajarkan kepada pasien untuk minum satu jam sebelum dan satu jam setelah makan 6.
Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat anti emetik sesuai dosis 1. Mengetahui penyebab dari mual dan muntah 2. Mengetahui berapa CC cairan yang keluar 3. Pemasukan nutrisi yang adekuat akan mengurangi kelelahan 4. Pemasukan nutrisi enteral lebih adekuat dan cepat diserap oleh tubuh 5. Pembatasan minum satu jam sebelum dan sesudah makan akan mengurangi tingkat kepenuhan dari isi perut 6. Pemberian kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti emetik diharapkan bisa mengurangi hasrat untuk muntah 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan KH sebagai berikut : 1.
Menunjukkan keadekuatan zat gizi yang masuk dalam tubuh dan yang diabsorbsi oleh tubuh 2. Keadekuatan jumlah makan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh selama 24 jam 3. Mempertahankan berat badan dalam keadaan normal 1.
Pantau intake dan output makanan 2. Lakukan penimbangan berat badan 3. Pantau nilai laboratorium khususnya albumin 4. Berikan asupan diit makanan yang mudah diserap 5. Beri tahu kepada pasien atau keluarga tentang makanan yang bergizi 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang seimbang 1.
Mengetahui jumlah makan baik yang dimasukkan atau dikeluarkan 2. Perkembangan berat badan pasien selama perawatan 3. Asupan makanan akan mempengaruhi nilai albumin 4. Pemberian makanan yang mudah diserap oleh tubuh dengan tujuan agar nutrisi dapat terpenuhi 5. Pendidikan kepada pasien dengan harapan lebih dapat mengetahui tentang makanan yang bergizi 6. Penentuan diit yang seimbang dan tetap 3. Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam, masalah keperawatan nyeri dapat teratasi dengan KH sebagai berikut : 1.
Skala nyeri turun, misal 4 — 5 2. Memperlihatkan wajah yang tidak meringis kesakitan 3. Kegelisahan dapat berkurang 1. Pantau TTV 2. Pantau keparahan nyeri dan skala nyeri 3. Tatalaksanan nyeri : ringankan atau kurangi nyeri sampai pada tingkat kenyaman yang dapat diterima oleh pasien 4.
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik sesuai dosis 1. Mengetahui keadaan umum pasien 2. Mengetahui tingkat perkembangan nyeri 3. Memberikan kenyamanan sesuai yang diharapkan oleh pasien 4. Pasien menunjukkan pengurangan mual dan muntah b. Asupan nutrisi terpenuhi c. Pasien dapat mengidentifikasi tindakan yang dapat mengurangi mual dan muntah d. Asupan nutrisi dapat masuk secara adekuat 2. Menunjukkan keadekuatan zat gizi yang masuk dalam tubuh dan yang diabsorbsi oleh tubuh b.
Keadekuatan jumlah makan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh selama 24 jam c. Mempertahankan berat badan dalam keadaan normal 3. Skala nyeri turun, misal 4 — 5 b.
Memperlihatkan wajah yang tidak meringis kesakitan c. Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ; 1. Gastritis kronis. Faktor infeksi oleh kuman H. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan. Sering makan makanan yang terlalu pedas. Kurang makanan yang mengandung serat. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.
Post a Comment. Asuhan Keperawatan CA Lambung. BAB I. Penyakit kanker neoplasma merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Pada saat lambung menglami relaksasi kosong , mukosa masuk ke dalam lipatan yang disebut rugae. Rugae merupakan tempat sementara dari pembesaran lambung. Pada saat lambung di isi, maka rugae menyempit dan pada saat lambung penuh maka rugae menghilang simon, Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan.
Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali.
Di saat sfingter pilorikum berelaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung. Sfingter pilorus memiliki arti klinis yang penting karena dapat mengalami stenosis penyempitan pilorus yang menyumbat sebagai komplikasi dari penyakit tukak lambung.
Stenosis pilorus atau pilorospasme terjadi bila serat-serat otot di sekelilingnya mengalami hipertrofi atau spasme sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk mengalirkan makanan dari lambung ke dalam duodenum. Lapisan longitudinal dibagian luar 2. Lapisan sirkulasi di tengah 3. Lapisan oblik di bagian dalam Susunan saraf otot yang unik akan memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi yang akan diperlukan untuk memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, lalu mendorongnya ke arah duodenum.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik, dan seliaka. Persarafan simpatis adalah melalui saraf splanknikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut aferan menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh perengangan, kontraksi otot, dan peradangan, serta dirasakan didaerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung.
Pleksus saraf mesenterikus Auerbach dan submukosa Meissner membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung. Seluruh suplai darah dilambung dan pankreas serta hati, empedu, dan limpa terutama berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliakus, yang mempercabangkan cabang- cabang yang menyuplai kurvatura minor dan mayor.
Dua cabang arteri yang mmperdarahi yaitu arteri gastroduodenalis dan arteri pankreatikoduodenalis retroduodenalis yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum.
Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri ini dan menyebabkan perdarahan. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi seacara gerakperiistaltik setiap 20 detik. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam,renin dan lapisan lambung.
Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino albumin dan pepton agar dapat diabsorbsi di intestinum minor. Asam garam HCL mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan disenfektan yang masuk kedalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membetuk kasein dab kaseinogen dari protein. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung.
Fase serebral Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat ke otak ke nervus vagus sampai kelambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang disekresi oleh membran mukosa kanalis pylorus yang menghsilkan getah lambung b. Fase gatric Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi. Fase intestinal Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.
Robin Warren dan Barry J. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter Pylori di dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya pola makan yang tidak sehat, seperti kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Juga gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang dibakar barbeque. Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Selain itu juga terdapat factor genetic karena dapat terjadi jika ada anggota keluarga lain yang juga mengalami kanker lambung. Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung. Faktor-faktor ini meliputi : a. Asupan garam yang tinggi. Asupan karbohidrat yang tinggi. Asupan bahan pengawet nitrat yang tinggi. Memantau status hidrasi klien S: - S: klien mengatakan masih merasa mual - - klien mengeluh mual dan muntah.
Melakukan kolaborasi dalam pemberian cairan mukosa bibir kering - intravena. Memberikan terpai obat sesuai advis dokter S : Monitor pengelolaan nutrisi parenteral BNC 3 lpm - Pasien masih tampak lemas - Klien masih dipuasakan sampai produksi cairan lambung kembali normal A: - Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.
Pantau produksi cairan lambung d. Pengelolaan nutrisi parenteral 2 Sabtu, 6 juni Evaluasi Jam Mengobservasi tanda ketidaknyamanan - T : Hilang timbul nonverbal terutama dengan O: ketikdakmampuan komunikasi efektif - Pasien masih meringis kesakitan 3. Anjurkan klien menggunakan teknik non farmakologi dan pengelolaan farmakologi dalam mengurangi nyeri 3 6 juni 1. Memantau status hidrasi klien Evaluasi Jam Kaji status hidrasi klien b. Pantau balance cairan c.
Pantau produksi cairan lambung f. Pengelolaan nutrisi parenteral 2 Minggu, 7 juni Evaluasi Jam Mengobservasi tanda ketidaknyamanan T : Hilang timbul nonverbal terutama dengan O: - Pasien masih meringis kesakitan ketikdakmampuan komunikasi efektif - Pasien memegangi perut 3. Mengelola pemberian anti nyeri kepada S : Anjurkan klien menggunakan teknik non farmakologi dan pengelolaan farmakologi dalam mengurangi nyeri 3 Minggu, 7 juni 1. Kaji status hidrasi klien e.
0コメント